Atheis
Perkembangan di dalam masyarakat tidak luput meninggalkan perngaruh pada pengalaman batin manusia. Keresahan batin di tengah-tengah bergeloranya pertentangan paham di zaman penjajahan Belanda dan Jepang menjadi pokok perhatian roman ini.
Kabarnya ada orang-orang yang mengira bahwa "Atheis" adalah karya yang mempromosikan cara pikir untuk tidak mempercayai Tuhan dan menyarankan orang-orang untuk menghindari membacanya. Padahal, justru sebaliknya, "Atheis"menyampaikan kebingungan pemuda Muslim di awal abad 20 yang harus berhadapan dengan gelombang pemikiran Barat. "Atheis" menampilkan kehidupan Hasan, seorang pemuda yang dibesarkan dalam lingkungan keislaman yang sangat taat dan ayahnya adalah seorang pengikut tarekat. Mungkin
I'm still trying to make sense of what I just read. "Atheis" (obviously means "atheist" in English) by Achdiat K. Mihardja is considered an Indonesian classic from 1949, the year when Indonesia was officially recognized as an independent nation.Hasan, the protagonist of the story is born into a devout Muslim family. He grows up respecting his parents and following strict Islamic rituals, which gives him peace of mind. One day, he encounters a childhood friend Rusli and his female friend Kartini.
Hasan telah tiada. Kepergiannya membuatku mengingat-ingat kembali awal perkenalanku dengannya. Aku ingat ketika dia datang kepadaku untuk memintaku menilai karangannya yang hampir serupa dengan autobiografi.Kubaca hasil karangannya itu....Karangan itu bercerita tentang perjalanan hidupnya sendiri. Bagaimana dia menjalani kehidupan dari kecil hingga dewasa dan telah dididik untuk percaya kepada Tuhan serta taat pada agama. Jalan hidupnya mulai berubah ketika bertemu Ruslikawan masa kecilnyadan
Hasan telah tiada. Kepergiannya membuatku mengingat-ingat kembali awal perkenalanku dengannya. Aku ingat ketika dia datang kepadaku untuk memintaku menilai karangannya yang hampir serupa dengan autobiografi.Kubaca hasil karangannya itu....Karangan itu bercerita tentang perjalanan hidupnya sendiri. Bagaimana dia menjalani kehidupan dari kecil hingga dewasa dan telah dididik untuk percaya kepada Tuhan serta taat pada agama. Jalan hidupnya mulai berubah ketika bertemu Ruslikawan masa kecilnyadan
The Atheist is the February choice for our Indonesian bookgroup. First published in 1949, this novel is recognised as a masterpiece of modern Indonesian literature and was included in the UNESCO Collection of Representative Works before that translation project (1948-2005) was defunded by the UN. Interesting too considering its subject matter and the Indonesian hostility to atheism because of its association with Communism is that the novel received an award from the Indonesian government in
Sebelum membaca buku ini, aku bertanya-tanya pada sisi manakah penulis akan menaruh keberpihakannya, pada atheis atau theis? Setelah membaca buku ini, aku menemukan bahwa penulis tidak menaruh keberpihakannya pada sisi manapun. Sekilas dari kisah Hasan, akan gampang bagi pembaca untuk menyimpulkan atheisme adalah jalan yang salah, lihat saja nasib Hasan setelah jadi atheis hidupnya hancur berantakan, terkena TBC dan akhirnya mati tanpa diketahui kuburannya dimana. Namun itu merupakan kesimpulan
Achdiat K. Mihardja
Paperback | Pages: 180 pages Rating: 3.86 | 1754 Users | 166 Reviews
Point Epithetical Books Atheis
Title | : | Atheis |
Author | : | Achdiat K. Mihardja |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | Anniversary Edition |
Pages | : | Pages: 180 pages |
Published | : | August 1st 1972 by University of Queensland Press (first published 1949) |
Categories | : | Asian Literature. Indonesian Literature. Novels. Fiction. Classics |
Rendition In Favor Of Books Atheis
Roman Atheis mengetengahkan perkembangan yang khas bagi masyarakat Indonesia sejak permulaan abad kedua puluh, yakni pergeseran gaya hidup tradisional ke gaya hidup modern. Pergeseran itu membawa serta perselisihan dan bentrokan antara paham-paham lama dan baru, terjadi khususnya di lapangan sosial budaya dan politik.Perkembangan di dalam masyarakat tidak luput meninggalkan perngaruh pada pengalaman batin manusia. Keresahan batin di tengah-tengah bergeloranya pertentangan paham di zaman penjajahan Belanda dan Jepang menjadi pokok perhatian roman ini.
Define Books To Atheis
Original Title: | Atheis |
ISBN: | 0702207659 (ISBN13: 9780702207655) |
Edition Language: | English |
Characters: | Hasan, Kartini, saya |
Rating Epithetical Books Atheis
Ratings: 3.86 From 1754 Users | 166 ReviewsAppraise Epithetical Books Atheis
Hasan, tokoh utama buku ini, dikisahkan sebagai seorang pria muslim yang alim dan taat beribadah. Isi pikirannya sederhana dan polos. Namun, dia perlahan-lahan berubah setelah dia bertemu dengan teman masa kanak-kanaknya, Rusli. Rusli adalah seorang atheis, dan melalui banyak diskusi serta obrolan, iman Hasan mulai tergoyahkan. Selain memiliki pengetahuan yang luas, Rusli juga sangat sopan dalam berbicara sehingga Hasan tidak merasa tersinggung saat Rusli membahas mengenai pandangannya terhadapKabarnya ada orang-orang yang mengira bahwa "Atheis" adalah karya yang mempromosikan cara pikir untuk tidak mempercayai Tuhan dan menyarankan orang-orang untuk menghindari membacanya. Padahal, justru sebaliknya, "Atheis"menyampaikan kebingungan pemuda Muslim di awal abad 20 yang harus berhadapan dengan gelombang pemikiran Barat. "Atheis" menampilkan kehidupan Hasan, seorang pemuda yang dibesarkan dalam lingkungan keislaman yang sangat taat dan ayahnya adalah seorang pengikut tarekat. Mungkin
I'm still trying to make sense of what I just read. "Atheis" (obviously means "atheist" in English) by Achdiat K. Mihardja is considered an Indonesian classic from 1949, the year when Indonesia was officially recognized as an independent nation.Hasan, the protagonist of the story is born into a devout Muslim family. He grows up respecting his parents and following strict Islamic rituals, which gives him peace of mind. One day, he encounters a childhood friend Rusli and his female friend Kartini.
Hasan telah tiada. Kepergiannya membuatku mengingat-ingat kembali awal perkenalanku dengannya. Aku ingat ketika dia datang kepadaku untuk memintaku menilai karangannya yang hampir serupa dengan autobiografi.Kubaca hasil karangannya itu....Karangan itu bercerita tentang perjalanan hidupnya sendiri. Bagaimana dia menjalani kehidupan dari kecil hingga dewasa dan telah dididik untuk percaya kepada Tuhan serta taat pada agama. Jalan hidupnya mulai berubah ketika bertemu Ruslikawan masa kecilnyadan
Hasan telah tiada. Kepergiannya membuatku mengingat-ingat kembali awal perkenalanku dengannya. Aku ingat ketika dia datang kepadaku untuk memintaku menilai karangannya yang hampir serupa dengan autobiografi.Kubaca hasil karangannya itu....Karangan itu bercerita tentang perjalanan hidupnya sendiri. Bagaimana dia menjalani kehidupan dari kecil hingga dewasa dan telah dididik untuk percaya kepada Tuhan serta taat pada agama. Jalan hidupnya mulai berubah ketika bertemu Ruslikawan masa kecilnyadan
The Atheist is the February choice for our Indonesian bookgroup. First published in 1949, this novel is recognised as a masterpiece of modern Indonesian literature and was included in the UNESCO Collection of Representative Works before that translation project (1948-2005) was defunded by the UN. Interesting too considering its subject matter and the Indonesian hostility to atheism because of its association with Communism is that the novel received an award from the Indonesian government in
Sebelum membaca buku ini, aku bertanya-tanya pada sisi manakah penulis akan menaruh keberpihakannya, pada atheis atau theis? Setelah membaca buku ini, aku menemukan bahwa penulis tidak menaruh keberpihakannya pada sisi manapun. Sekilas dari kisah Hasan, akan gampang bagi pembaca untuk menyimpulkan atheisme adalah jalan yang salah, lihat saja nasib Hasan setelah jadi atheis hidupnya hancur berantakan, terkena TBC dan akhirnya mati tanpa diketahui kuburannya dimana. Namun itu merupakan kesimpulan
0 Comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.